Senin, 14 September 2015

KIAT MEMPUNYAI ANAK SHOLEH

Siapa pun pasti mengidamkan-idamkan anaknya kelak menjadi anak yang sholeh. Untuk mewujudkan keingan ini hendaknya dilakukan beberapa hal :

Pertama : hendaknya sejak anak masih berada di dalam kandungan, ibunya harus selalu mengkonsumsi makanan halal. Jangan sekali-kali memakan atau meminum sesuatu yang syubhat atau bahkan haram.
Nabi Muhammad Saw. Bersabda:
كل لحم نبت من حرام فالنار اولى به
Setiap daging yang tumbuh dari sesuatu yang haram, neraka lebih berhak baginya.”
Jika seseorang itu hartanya tergolong syubhat misalnya, maka hendaknya diupayakan agar harta syubhat itu tidak sampai dimakan, tapi dipergunakan untuk kebutuhan yang lain, sebab makan yang syubhat atau bahkan haram itu pasti dapat menimbulkan dampak negative pada jiwa orang yang mengkonsumsinya.

Diceritakan , “seuatu ketika Abu Yazid al Busthomi mengadu kepada ibunya perihal dirinya yang sudah beribadah kepada Allah Swt. Selama kurang lebih 40 tahun, tapi belum dapat merasakan nikmatnya beribadah, beliau lalu bertanya kepada ibunya, jangan-jangan ibunya pada waktu mengandung atau menyusui dirinya dulu pernah mengkonsumsi makanan yang tidak halal. Ternyata kekhawatiran Abu Yazid ini terbukti, ibunya tadi mengakui, bahwa pada masa menyusui Abu Yazid dulu, saat naik loteng dia pernah meminum air susu satu gelas tanpa mencari tahu dulu siapa yang memilikinya.”

Kedua, orang tua hendaknya senang dan cinta terhadap orang-orang yang sholih, agar anaknya kelak tertulari kesholihan orang-orang sholeh tersebut.

Ketiga, hendaknya orang tua selalu berdo’a kepad Allah Swt. Agar anaknya ditakdirkan menjadi anak yang baik. Ada sebuah ijazah do’a dari kiai romli, beliau mendapatkan ijazah dari kiai kholil bangkalan, Madura yaitu
اللهم اجعل اولادي من اهل العلم واهل الخيرولا تجعلني و اياهم من اهل الضير
Ya Allah, jadikanlah anak-anak kami termasuk orang-orang yang berilmu dan orang-orang baik, dan janganlah engkau jadikan kami dan mereka termasuk orang-orang yang sengara”.

Keempat, hendaknya orang tua mengajarkan anaknya untuk mengenal Allah Swt. Di mengertikan tentang tata cara ibadah, halal-haram, hal-hal yang menyebabkan kemurtadan, dan lain-lain. Setelah itu anaknya mau disekolahkan kemanapun terserah. Yang penting orang tua sudah menamkan pendidkan dasar agama yang kokoh.

Dalam persoalan mendidik anak ini, orang tua jangan hanya memikirkan dan mengkhawatirkan anaknya dalam urusan dunia saja. Sebab jika begini, sepertinya yang akan mati hanya orang tuanya semata. Justru yang harus diperhatikan dan dipikirkan orang tua adalah bekal apakah yang harus dibawah dirinya dan anaknya nanti ketika menghadap Allah Swt. Sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Ya’qub as. Menjelang ajalnya. Allah mengisahkan peristiwa ini dalam surah Al baqarah, ayat 133:
ام كنتم شهداء اذ حضر يعقوب الموت اذ قال لبنيه ما تعبدون من بعدي قالوا نعبد الهك واله ءابا ئك ابراهيم اسماعيل واسحاق الها واحدا ونحن له مسلمون

“Adakah kamu hadir ketika Ya’qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya :”Apa yang kalian sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab: “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrohim, Ismail, Ishaq, (yaitu) Tuhan yang maha esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya.” (QS. Al Baqarah : 133).

Sebagai orang tua, kita jangan hanya memikirkan:
ما تاكلون من بعدي ؟
“Apa yang kamu makan setelah kepergianku?”


Jika orang tua memiliki anak yang sholeh, maka dia tak ubahnya seseoran yang memiliki usia panjang, meski umurnya pendek sekalipun, karena setiap saat dia akan selalu memperoleh kiriman amal.

Sumber : Kakilangit Edidi 21 (Taushiyah)

Label: ,

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda