Sabtu, 24 Oktober 2015

SEMINAR BCMI

Agar dakwah guru diterima oleh santri-santri MABIN Langitan mengadakan Seminar BCMI yang dimulai  jam 09.00 wib-12.00 wib, bertempat di gedung kesan lantai 3 pondok pesantren langitan yang di hadiri oleh 400 lebih Guru TPQ An Nahdliyah dari beberpa kortan. dengan Muhadhir  Dr. Lukman Hakim .

Label: , ,

Senin, 19 Oktober 2015

PEMUDA YANG DIREBUTKAN PARA BIDADARI


Dari-Ibnu Qayyim Al Jauziyah
Raudhah Al Muhibbin wa Al Musytaqin
(Taman Orang-orang yang Jatuh Cinta dan Memendam Rindu)


Pengantin Bidadari

Sebagai seorang pengantin, wanita lebih cantik dibanding seorang gadis Sebagai seorang ibu,
wanita lebih cantik dibanding seorang pengantin Sebagai istri dan ibu,
ia adalah kata-kata terindah di semua musim dan dia tumbuh menjadi lebih cantik bertahun-tahun kemudian...

***

Syahdan, di Madinah, tinggallah seorang pemuda bernama Julaibib.
Dikenal sebagai pemuda yang baik di kalangan para sahabat. Juga dalam hal ibadahnya termasuk orang yang rajin dan taat. Dari sudut ekonomi dan finansial, ia pun tergolong berkecukupan. Sebagai seorang yang telah dianggap mampu, ia hendak melaksanakan sunnah Rasul yaitu menikah. Beberapa kali ia meminang gadis di kota itu, namun selalu ditolak oleh pihak orang tua ataupun sang gadis dengan berbagai alasan.

Akhirnya pada suatu pagi, ia menumpahkan kegalauan tersebut kepada sahabat yang dekat dengan Rasulullah.
"Coba engkau temui langsung Baginda Nabi, semoga engkau mendapatkan jalan keluar yang terbaik bagimu", nasihat mereka.

Julaibib kemudian mengutarakan isi hatinya kepada Baginda Nabi. Sambil tersenyum beliau berkata:
"Maukah engkau saya nikahkan dengan putri si Fulan?"

"Seandainya itu adalah saran darimu, saya terima. Ya Rasulullah, putri si Fulan itu terkenal akan kecantikan dan kesholihannya, dan hingga kini ayahnya selalu menolak lamaran dari siapapun."

"Katakanlah aku yang mengutusmu", sahut Baginda Nabi.

"Baiklah ya Rasul",
 dan Julaibib segera bergegas bersiap dan pergi ke rumah si Fulan.

Sesampai di rumah Fulan, Julaibib disambut sendiri oleh Fulan

"Ada keperluan apakah hingga saudara datang ke rumah saya?"
 Tanya Fulan.

"Rasulullah saw yang mengutus saya ke sini, saya hendak meminang putrimu si A."
 Jawab Julaibib sedikit gugup.

"Wahai anak muda, tunggulah sebentar, akan saya tanyakan dulu kepada putriku."
 Fulan menemui putrinya dan bertanya, "bagaimana pendapatmu wahai putriku?"

Jawab putrinya,
 "Ayah, jika memang ia datang karena diutus oleh Rasulullah saw, maka terimalah lamarannya, dan aku akan ikhlas menjadi istrinya."

Akhirnya pagi itu juga, pernikahan diselenggarakan dengan sederhana. Julaibib kemudian memboyong istrinya ke rumahnya.

Sambil memandangi wajah istrinya, ia berkata,"duhai Anda yang di wajahnya terlukiskan kecantikan bidadari, apakah ini yang engkau idamkan selama ini? Bahagiakah engkau dengan memilihku menjadi suamimu?"

Jawab istrinya,
 "Engkau adalah lelaki pilihan rasul yang datang meminangku. Tentu Allah telah menakdirkan yang terbaik darimu untukku. Tak ada kebahagiaan selain menanti tibanya malam yang dinantikan para pengantin."
Julaibib tersenyum. Dipandanginya wajah indah itu ketika kemudian terdengar pintu rumah diketuk. Segera ia bangkit dan membuka pintu. Seorang laki-laki mengabarkan bahwa ada panggilan untuk berkumpul di masjid, panggilan berjihad dalam perang.

Julaibib masuk kembali ke rumah dan menemui istrinya.
"Duhai istriku yang senyumannya menancap hingga ke relung batinku, demikian besar tumbuhnya cintaku kepadamu, namun panggilan Allah untuk berjihad melebihi semua kecintaanku itu. Aku mohon keridhoanmu sebelum keberangkatanku ke medan perang. Kiranya Allah mengetahui semua arah jalan hidup kita ini."
Istrinya menyahut, "Pergilah suamiku, betapa besar pula bertumbuhnya kecintaanku kepadamu, namun hak Yang Maha Adil lebih besar kepemilikannya terhadapmu. Doa dan ridhoku menyertaimu"
***

Julaibib lalu bersiap dan bergabung bersama tentara muslim menuju ke medan perang. Gagah berani ia mengayunkan pedangnya, berkelebat dan berdesing hingga beberapa orang musuh pun tewas ditangannya. Ia bertarung merangsek terus maju sambil senantiasa mengumandangkan kalimat Tauhid...ketika sebuah anak panah dari arah depan tak sempat dihindarinya. Menancap tepat di dadanya. Julaibib terjatuh, berusaha menghindari anak panah lainnya yang berseliweran di udara. Ia merasa dadanya mulai sesak, nafasnya tak beraturan, pedangnya pun mulai terkulai terlepas dari tangannya. Sambil bersandar di antara tumpukan korban, ia merasa panggilan Allah sudah begitu dekat. Terbayang wajah kedua orangtuanya yang begitu dikasihinya. Teringat akan masa kecilnya bersama-sama saudaranya. Berlari-larian bersama teman sepermainannya. Berganti bayangan wajah Rasulullah yang begitu dihormati, dijunjung dan dikaguminya. Hingga akhirnya bayangan rupawan istrinya. Istrinya yang baru dinikahinya pagi tadi. Senyum yang begitu manis menyertainya tatkala ia berpamitan. Wajah cantik itu demikian sejuk memandangnya sambil mendoakannya. Detik demi detik, syahadat pun terucapkan dari bibir Julaibib. Perlahan-lahan matanya mulai memejam, senyum menghiasinya....Julaibib pergi menghadap Ilahi, gugur sebagai syuhada.

***

Senja da
tang
Angin mendesau, sepi...
Pasir-pasir beterbangan...
Berputar-putar...


Rasulullah dan para sahabat mengumpulkan syuhada yang gugur dalam perang. Di antara para mujahid tersebut terdapatlah tubuh Julaibib yang tengah bersandar di tumpukan mayat musuh. Akhirnya dikuburkanlah jenazah Julaibib di suatu tempat. Berdampingan dengan para syuhada lain.
Tanpa dimandikan...
Tanpa dikafankan...
Tanah terakhir ditutupkan ke atas makam Julaibib.
Rasulullah terpekur di samping pusara tersebut.
Para sahabat terdiam membisu.
Sejenak kemudian terdengar suara Rasulullah seperti menahan isak tangis. Air mata berlinang di dari pelupuk mata beliau. Lalu beberapa waktu kemudian beliau seolah-olah menengadah ke atas sambil tersenyum. Wajah beliau berubah menjadi cerah. Belum hilang keheranan shahabat, tiba-tiba Rasulullah menolehkan pandangannya ke samping seraya menutupkan tangan menghalangi arah pandangan mata beliau.

Akhirnya keadaan kembali seperti semula.
Para shahabat lalu bertanya-tanya, ada apa dengan Rasulullah.
"Wahai Rasulullah, mengapa di pusara Julaibib engkau menangis?"
Jawab Rasul, "Aku menangis karena mengingat Julaibib. Oo..Julaibib, pagi tadi engaku datang kepadaku minta restuku untuk menikah dan engkau pun menikah hari ini juga. Ini hari bahagia. Seharusnya saat ini Engkau sedang menantikan malam Zafaf, malam yang ditunggu oleh para pengantin."
"Lalu mengapa kemudian Engkau menengadah dan tersenyum?" Tanya sahabat lagi.
"Aku menengadah karena kulihat beberapa bidadari turun dari langit dan udara menjadi wangi semerbak dan aku tersenyum karena mereka datang hendak menjemput Julaibib," Jawab Rasulullah.
"Dan lalu mengapa kemudian Engkau memalingkan pandangannya dan menoleh ke samping?"Tanya mereka lagi.
"Aku mengalihkan pandangan menghindar karena sebelumnya kulihat, saking banyaknya bidadari yang menjemput Julaibib, beberapa diantaranya berebut memegangi tangan dan kaki Julaibib. Hingga dari salah satu gaun dari bidadari tersebut ada yang sedikit tersingkap betisnya...."

***

Di rumah, istri Julaibib menanti sang suami yang tak kunjung kembali. Ketika terdengar kabar suaminya telah menghadap sang ilahi Rabbi, Pencipta segala Maha Karya.
Malam menjelang....Terlelap ia, sejenak berada dalam keadaan setengah mimpi dan dan nyata.  Lamat-lamat ia seperti melihat Julaibib datang dari kejauhan. Tersenyum, namun wajahnya menyiratkan kesedihan pula.
Terdengar Julaibib berkata, "Istriku, aku baik-baik saja. Aku menunggumu disini. Engkaulah bidadari sejatiku. Semua bidadari disini apabila aku menyebut namamu akan menggumamkan cemburu padamu.... "Dan kan kubiarkan engkau yang tercantik di hatiku.

Istri Julaibib, terdiam.

Matanya basah...
. Ada sesuatu yang menggenang disana.. Seperti tak lepas ia mengingat acara pernikahan tadi pagi.. Dan bayangan suaminya yang baru saja hadir.. Ia menggerakkan bibirnya..
"Suamiku, aku mencintaimu...
Dan dengan semua ketentuan Allah ini bagi kita..
Aku ikhlas...."***
Dan, Akan kemanakah kumbang terbang
Pada siapa rindu mendendam
Kekasih yang terkasih
Pencinta dan yang dicinta
Semua berurai air mata

Sedih, ataukah bahagia.....?

Label: ,

Minggu, 18 Oktober 2015

GEBYAR SHOLAWAT SAMBUT TAHUN BARU HIJRIYAH

Kemeriahan menyambut pergantian tahun kembali membuncah di halaman Madrasah al-Falahiyah pada acara Gebyar Shalawat 1 Muharam 1437, Kamis (14/10). Acara yang berlangsung mulai pukul 20:30 Wib itu disambut meriah oleh ribuan santri yang sangat antusias menggemakan syair-syair shalawat pada malam tersebut. Nampak H. Agus Macshoem Faqih dengan berbalut busana putih turut bershalawat bersama puluhan grup shalawat Langitan di atas panggung.


Puluhan syair shalawat tiada lelah dilantunkan oleh para peshalawat selama tiga jam lebih pada malam tersebut. Acara Gebyar Shalawat itu juga disiarkan live via streaming baik video maupun radio di website Langitan, www.langitan.net. Acara berakhir sekitar pukul 24:00 Wib dini hari yang ditutup dengan doโ€™a dipimpin oleh H. Agus Macshoem Faqih. SY

Label: ,

PERTUNJUKAN SULAP MERAMAIKAN PERGANTIAN TAHUN BARU HIJRIYAH

Setelah semarak dengan event perlombaan, Ponpes Langitan kembali ramai saat diadakannya pertunjukan sulap di halaman Madrasah al-Falahiyah, Rabo (14/10). Permainan sulap tersebut dimulai pada sore hari sekitar pukul 15:00 Wib. Para santri tampak antusias menyaksikan kebolehan aksi pesulap di atas panggung. Sesekali kehebohan bergemuruh manakala pesulap berhasil mempertunjukan aksi magicnya.
Selama sekitar satu jam lebih, Si Pesulap dengan berbagai atributnya menampilkan beberapa atraksi seperti menaikan dua orang di atas tubuhnya dalam posisi terlentang terbujur kaku di atas dua kursi, menebas mentimun dalam kondisi mata tertutup, permainan air susu dan banyak manipulasi lain.
Selain pertunjukan sulap, kemeriahan peringatan tahun baru Hijriyah juga diramaikan dengan gebyar shalawat di halaman Madrasah al-Falahiyah pada malam harinya. 


Label: ,

RAYAKAN PERGANTIAN TAHUN, PARA SANTRI BERADU LAGA DI EVENT PERLOMBAAN

Rangkaian agenda peringatan Tahun Baru Hijriyah 1437 berlanjut pada event perlombaan yang digelar di halaman Madrasah al-Falahiyah, Rabo (14/10).  Nampak para santri gegap gempita meramaikan laga antar kelas tersebut. Ada dua jenis perlombaan, yakni lomba rangking satu alias cerdas cermat dan balap karung sekaligus memasukkan benang ke lubang jarum. Keduanya diperlagakan untuk peserta tingkatan tsanawiyah dan ibtidaโ€™iyah.
Ada sedikit keunikan pada lomba balap karung, yaitu pertandingan yang wajarnya adalah balapan loncat memakai karung, kini dirangkai dengan adu cepat memasukkan benang ke lubang jarum. Keduanya dilakukan oleh dua orang dalam satu tim, yakni satu orang memasukkan benang sambil berjalan ke orang kedua yang bersiap meloncat di dalam karung setelah temannya berhasil memasukkan benang.
Kedua perlombaan tersebut berakhir pada pukul 10:00 Wis.  Selain event perlombaan, agenda hari Rabo juga akan diramaikan dengan pertunjukan sulap yang akan dilaksanakan pada sore hari  di halaman Madrasah al-Falahiyah.(Sahlul)



Label: ,

SHOLAWAT dan TAUSHIYAH SAMBUT MALAM TAHUN BARU HIJRIYAH


Langitan (13/10/15). Dalam rangka menyambut malam pergantian tahun baru Hijriyah, Pondok Pesantren Langitan menyelenggarakan Pengajian Akbar di Mushola Agung Langitan. Acara yang berlangsung cukup meriah ini dihadiri oleh seluruh Majelis Masyayikh, asatidz dan semua santri dalam balutan busana serba putih.
Selain pengajian oleh KH. Suโ€™aidi dari Sukodadi, alunan sholawat membuat para santri khusuk masyuk dalam cinta kepada Rasulullah Saw. Di tahun baru 1437 Hijriyah ini, semoga kita, para santri Langitan bisa menjadi insan-insan yang kembali terlahir dengan semangat baru, harapan-harapan baru, menjadi hamba yang lebih bertaqwa untuk selalu menggapai ridhonya. Sahal


Label: ,

HABIB ALWI ASSEGAF: "Santri Harus Mengamalkan Adab dalam Mencari Ilmu"

Habib Alwi Assegaf (Tuban) mengatakan, betapa besar nikmat Allah ketika Ia me-nisbah-kan hambanya dengan ilmu. Saat itu juga, ketika Allah menjadikan seseorang sebagai penuntut ilmu, maka ia telah mendapat anugerah yang luar biasa.

โ€œKetika kita mendapatakan kesempatan untuk menuntut ilmu, ini adalah merupakan karunia dari Allah. Bukan karena kekuatan, dan kemampuan kita, tetapi semata-mata dari alah Swt.โ€ ungkap beliau dalam kunjungannya di Pondok Pesantren Langitan, Widang, Tuban, Jumโ€™at (09/10).

Di hadapan ribuan santri, di musholla agung Langitan, beliau memberikan taushiyah tentang adab dalam mencari ilmu, dan apa saja yang harus dilakukan santri dalam menuntut ilmu di pesantren.

Menurut beliau, Ilmu itu adalah sesuatu yang mahal dan amatlah berharga. Karenanya, Allah tidak akan semerta-merta memberikannya pada sembarang orang.  Dan sudah barang tentu Allah akan menitipkan ilmu pada orang-orang tertentu yang dipilih-Nya.

โ€œIbarat kita, jika punya barang berharga, kira-kira menitipkan ke sembarang orang atau orang pilihan? Tentu ke orang yang kita kenal (percayai) kan? karena kita merasa itu adalah barang yang berharga,โ€œtuturnya.

Dalam mencari ilmu, ungkapnya, seorang santri seharusnya membersihkan hati dan menjauhkan diri dari maksiat. Dalam hal ini, beliau menukil qaul Imam Nawawi Ra. dalam Syarh al-Muhadzab: โ€œSudah sepatutnya bagi pencari ilmu untuk membersihkan hati dari semua kotoran agar dia bisa menerima ilmu, menjaga, dan mengembangkannyaโ€.

Selain memembersihkan hati dan menjauhkan diri dari maksiat (thoharah al-Qalb, wa at-takholli โ€˜anil mukhollafah), dalam taushiyahnyabeliau menuturkan beberapa poin penting mengenai adab dalam mencari ilmu yakni; al-ikhlas lillah fi tholab alโ€™ilmi (ikhlas karena Allah dalam mencari ilmu), at-tawadluโ€™ wa khidmah al-โ€˜ulamaโ€™ (merendah diri dan berkhidmah pada ulamaโ€™), iltimas al-faโ€™idah haitsu kana (siap mencari manfaโ€™at kapan saja, di mana saja, dan dari siapa saja), dan at-takhfif min at-thoโ€™am wa al-manam (mengurangi makan dan tidur). Beberapa poin tersebut, di akhir taushiyah,  beliau melengkapinya dengan  ijazah beberapa amalan yang harus diilakukan oleh para santri.[Sahil]



Label: ,

MATAN DAN TERJEMAH TIJANUD DARORY

Nama : Matan dan Terjemah Tijnud Darory
Tebal :- Halaman
Penerbit: Mabin Lngitan
Harga : -










SEGERA DAPATKAN !!! DI LOGISTIK MABIN LANGITAN ATAU HUBUNGI KAMI DI Contact Us

Label: ,

BUKU PEDOMAN TAJWID

Nama : Buku Pedoman Tajwid Wa Ghoroibul Qur'an
Tebal  :-
Penerbit : MABIN Langitan
Harga    : Rp. 6.000.00












SEGERA DAPATKAN !!! DI LOGISTIK MABIN LANGITAN ATAU HUBUNGI KAMI DI Contact Us

Label: ,

KEUTAMAAN PUASA ASYURA DAN SEJARAHNYA


Puasa Asyura
โ€˜Asyura adalah hari kesepuluh pada bulan Muharrom. Dia adalah hari yang mulia. Menyimpan sejarah yang mendalam, tak bisa dilupakan.
Ibnu Abbas berkata: โ€œNabi tiba di Madinah dan dia mendapati orang-orang Yahudi sedang berpuasa Aโ€™syuro. Nabi bertanya: โ€œPuasa apa ini?โ€ Mereka menjawab: โ€œHari ini adalah hari yang baik, hari dimana Allah telah menyelamatkan Bani Israil dari kejaran musuhnya, maka Musa berpuasa sebagai rasa syukurnya kepada Allah. Dan kami-pun ikut berpuasa. Nabi berkata: โ€œKami lebih berhak terhadap Musa daripada kalianโ€. Akhirnya Nabi berpuasa dan memerintahkan manusia untuk berpuasa.
Nabi dalam berpuasa โ€˜Asyura mengalami empat fase;
Fase pertama: Beliau berpuasa di Mekkah dan tidak memerintahkan manusia untuk berpuasa.
Aisyah menuturkan: โ€œDahulu orang Quraisy berpuasa Aโ€™syuro pada masa jahiliyyah. Dan Nabi-pun berpuasa โ€˜Asyura pada masa jahiliyyah. Tatkala beliau hijrah ke Madinah, beliau tetap puasa โ€˜Asyura dan memerintahkan manusia juga untuk berpuasa. Ketika puasa Ramadhon telah diwajibkan, beliau berkata: โ€œBagi yang hendak puasa silakan, bagi yang tidak puasa, juga tidak mengapaโ€.
Fase kedua: Tatkala beliau datang di Madinah dan mengetahui bahwa orang Yahudi puasa โ€˜Asyura, beliau juga berpuasa dan memerintahkan manusia agar puasa. Sebagaimana keterangan Ibnu Abbas di muka. Bahkan Rasulullah menguatkan perintahnya dan sangat menganjurkan sekali, sampai-sampai para sahabat melatih anak-anak mereka untuk puasa โ€˜Asyura.
Fase ketiga: Setelah diturunkannya kewajiban puasa Ramadhon, beliau tidak lagi memerintahkan para sahabatnya untuk berpuasa Aโ€™syuro, dan juga tidak melarang, dan membiarkan perkaranya menjadi sunnah[5] sebagaimana hadits Aisyah yang telah lalu.
Fase keempat: Pada akhir hayatnya, Nabi bertekad untuk tidak hanya puasa pada hari Aโ€™syuro saja, namun juga menyertakan hari tanggal 9 โ€˜Asyuro agar berbeda dengan puasanya orang Yahudi.
Ibnu Abbas berkata: โ€œKetika Nabi puasa Aโ€™syuro dan beliau juga memerintahkan para sahabatnya untuk berpuasa. Para sahabat berkata: โ€œWahai Rasululloh, hari Asyura adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nashoro!! Maka Rasululloh berkata: โ€œKalau begitu, tahun depan Insya Allah kita puasa bersama tanggal sembelilannya jugaโ€. Ibnu Abbas berkata: โ€œBelum sampai tahun depan, beliau sudah wafat terlebih dahuluโ€.
Keutamaan Puasa Asyura
Hari โ€˜Asyura adalah hari yang mulia, kedudukannya sangat agung. Ada keutamaan yang sangat besar.
Imam al-Izz bin Abdus Salam berkata: โ€œKeutamaan waktu dan tempat ada dua bentuk; Bentuk pertama adalah bersifat duniawi dan bentuk kedua adalah bersifat agama. Keutamaan yang bersifat agama adalah kembali pada kemurahan Allah untuk para hambanya dengan cara melebihkan pahala bagi yang beramal. Seperti keutamaan puasa Ramadhon atas seluruh puasa pada bulan yang lain, demikian pula seperti hari โ€˜Asyura. Keutamaan ini kembali pada kemurahan dan kebaikan Allah bagi para hambanya di dalam waktu dan tempat tersebutโ€. Diantara keutamaan puasa โ€˜Asyura adalah;
 1- Menghapus dosa satu tahun yang lalu
Rasululloh bersabda:
ุตููŠูŽุงู…ู ูŠูŽูˆู’ู…ู ุนูŽุงุดููˆุฑูŽุงุกูŽ ุฃูŽุญู’ุชูŽุณูุจู ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุฃูŽู†ู’ ูŠููƒูŽูู‘ูุฑูŽ ุงู„ุณู‘ูŽู†ูŽุฉูŽ ุงู„ู‘ูŽุชููŠ ู‚ูŽุจู’ู„ูŽู‡ู
Puasa โ€˜Asyura aku memohon kepada Allah agar dapat menghapus dosa setahun yang lalu.
Imam an-Nawawi berkata: โ€œKeutamaannya menghapus semua dosa-dosa kecil. Atau boleh dikatakan menghapus seluruh dosa kecuali dosa besarโ€.
 2- Nabi sangat bersemangat untuk berpuasa pada hari itu
Ibnu Abbas berkata:
ู…ูŽุง ุฑูŽุฃูŽูŠู’ุชู ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ูŽ ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ูŠูŽุชูŽุญูŽุฑู‘ูŽู‰ ุตููŠูŽุงู…ูŽ ูŠูŽูˆู’ู…ู ููŽุถู‘ูŽู„ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุบูŽูŠู’ุฑูู‡ู ุฅูู„ุงู‘ูŽ ู‡ูŽุฐูŽุง ุงู„ู’ูŠูŽูˆู’ู…ูŽ: ูŠูŽูˆู’ู…ูŽ ุนูŽุงุดููˆุฑูŽุงุกูŽ ูˆูŽู‡ูŽุฐูŽุง ุงู„ุดู‘ูŽู‡ู’ุฑูŽ ูŠูŽุนู’ู†ููŠ ุดูŽู‡ู’ุฑูŽ ุฑูŽู…ูŽุถูŽุงู†ูŽ
Aku tidak pernah melihat Nabi benar-benar perhatian dan menyengaja untuk puasa yang ada keutamaannya daripada puasa pada hari ini, hari โ€˜Asyura dan puasa bulan Ramadhon.
 3- Hari dimana Allah menyelamatkan Bani Isroil
Ibnu Abbas berkata: โ€œNabi tiba di Madinah dan dia mendapati orang-orang Yahudi sedang berpuasa Aโ€™syuro. Nabi bertanya: โ€œPuasa apa ini?โ€ Mereka menjawab: โ€œHari ini adalah hari yang baik, hari dimana Allah telah menyelamatkan Bani Israil dari kejaran musuhnya, maka Musa berpuasa sebagai rasa syukurnya kepada Allah. Dan kami-pun ikut berpuasa. Nabi berkata: โ€œKami lebih berhak terhadap Musa daripada kalianโ€. Akhirnya Nabi berpuasa dan memerintahkan manusia untuk berpuasa jugaโ€.
 4- Puasa โ€˜Asyura dahulu diwajibkan
Dahulu puasa โ€˜Asyura diwajibkan sebelum turunnya kewajiban puasa Ramadhan. Hal ini menujukkan keutamaan puasa โ€˜Asyura pada awal perkaranya.
Ibnu Umar berkata: โ€œNabi dahulu puasa โ€˜Asyura dan memerintahkan manusia agar berpuasa pula. Ketika turun kewajiban puasa Ramadhan, puasa โ€˜Asyura ditinggalkanโ€.
 5- Jatuh pada bulan haram
Nabi bersabda:
ุฃูŽูู’ุถูŽู„ู ุงู„ุตู‘ููŠูŽุงู…ู ุจูŽุนู’ุฏูŽ ุฑูŽู…ูŽุถูŽุงู†ูŽ ุดูŽู‡ู’ุฑู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุงู„ู’ู…ูุญูŽุฑู‘ูŽู…ู
Puasa yang paling afdhol setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah al-Muharrom.[13]
Semoga kita diberi kemudahan untuk melaksanakan puasa Asyura. Hanya Allah yang memberi taufik dan hidayah.
Refrensi:
[1] Syarah Shahih Muslim 8/12, Fathul Bari, Ibnu Hajar 4/671, Mukhtashor Shahih Muslim, al-Mundziri hal.163-Tahqiq al-Albani, al-Mughni 4/441, Subulus Salam, as-Shonโ€™ani 2/671
[2] HR.Bukhari: 2004, Muslim: 1130
[3] Lathoiful Maโ€™arif hal.102-107
[4] HR.Bukhari: 2002, Muslim: 1125
[5] Bahkan para ulama telah sepakat bahwa puasa โ€˜Asyura sekarang hukumnya sunnah tidak wajib. Ijmaโ€™at Ibnu Abdil Barr 2/798, Abdullah Mubarak Al Saif, Shahih Targhib wa Tarhib, al-Albani 1/438, Tuhfatul Ahwadzi, Mubarak Fury 3/524, Aunul Maโ€™bud, Syaroful Haq Azhim Abadi 7/121
[6] HR.Muslim: 1134
[7] Qowaid al-Ahkam, al-โ€˜Izz bin Abdis Salam 1/38, Fadhlu โ€˜Asyura wa Syahrulloh al-Muharrom, Muhammad as-Sholih hal.3
[8] HR.Muslim: 1162
[9] Majmuโ€™ Syarah al-Muhadzzab, an-Nawawi 6/279
[10] HR.Bukhari: 2006, Muslim: 1132
[11] HR.Bukhari: 2004, Muslim: 1130
[12] HR.Bukhari: 1892, Muslim: 1126
[13] HR.Muslim: 1163
โ€”
Penulis: Ustadz Syahrul Fatwa bin Luqman (Penulis Majalah Al Furqon Gresik)
Artikel Muslim.Or.Id

Label: ,

Kamis, 08 Oktober 2015

JALANNYA TERLALU BERAT

Diceritakan, ada seorang pemuda yang akan menemui saudaranya di suatu desa. Dia bertanya kepada pamannya, di mana rumah saudaranya itu. Pamannya membuatkan sebuah peta agar pemuda ini bisa sampai ke desa dimana saudaranya tinggal. Dengan berbekal peta itu, si pemuda pun berangkat.
Namun, beberapa saat kemudian, si pemuda itu kembali lagi ke rumahnya. Saat ditanya dia menjawab, โ€œJalannya terlalu berat. Terlalu mendaki dan berliku. Belum lagi bebatuan serta jurang di sisi jalan-jalan menuju desa itu.โ€
โ€œBerapa umurmu?โ€ tanya si paman.
โ€œSaya 25 tahun paman. Ada apa dengan umur saya?โ€ tanya si pemuda itu.
โ€œTahukah kamu, kapan saya terakhir ke desa itu?โ€
โ€œKapan paman?โ€ tanya si pemuda.
โ€œTerakhir saya ke desa tersebut, saat saya berumur 49 tahun, yaitu dua tahun yang lalu.โ€ jawab si paman.
โ€œApa maksud paman?โ€
โ€œArtinya, jalan ke desa itu memang berat. Pertanyaanya adalah, kenapa paman bisa? padahal saat itu umur paman 49 tahun? Sementara, kamu yang masih berumur 25 tahun, mengatakan terlalu berat.โ€ kata si paman.
Si pemuda itu terdiam. Kemudian dia berkata, โ€œPada kenyataan saya tidak bisa melalui jalan itu, paman. Apa yang harus saya lakukan?โ€
Si paman tersenyum. โ€œItu maksud paman!โ€
โ€œBisa dijelaskan paman?โ€ tanya si pemuda kebingungan.
โ€œSebelumnya, kamu mengatakan โ€˜jalannya terlalu beratโ€™. Kamu menyalahkan kondisi jalan. Tetapi, baru saja kamu mengatakan โ€˜saya tidak bisaโ€™. Kamu tahu perbedaanya?โ€ tanya si paman sambil tersenyum.
Si pemuda ngangguk-ngangguk. โ€œArtinya, masalah itu ada pada diri saya?โ€
โ€œYa, tentu saja. Kamu mulai mengerti. Ada mindset atau pola pikir yang harus kamu perbaiki. Ini untuk kemajuan kamu sendiri.โ€ jelas si paman.
โ€œSering kali, saat kesulitan itu ada, orang lebih sering menyalahkan apa yang ada di luar dirinya. Kamu mengatakan, jalannya terlalu berat. Jalannya memang berat, namun yang kamu lupakan ialah bahwa kamulah yang tidak sanggup atau tidak bisa melalui jalan tersebut.โ€ jelas si paman.
โ€œLalu, apa yang harus saya lakukan. Apakah saya harus belajar dan berlatih untuk melalui jalan itu?โ€ kata si pemuda.
โ€œTentu saja, jika memang kamu tidak bisa. Jika kamu tidak bisa, maka kamu harus belajar dan berlatih.โ€ jelas di paman.
โ€œTapiโ€ฆ jalannya sangat panjang dan curam.โ€ kata si pemuda.
โ€œEitโ€ฆ!โ€, kata si paman sambil mengacungkan telunjuknya. โ€œKamu menyalahkan kondisi jalan lagi.โ€
โ€œOh iya. Saya lupa paman. Apa yang harus saya lakukan?โ€
Si paman tersenyum, kemudian dia menjelaskan:
โ€œJika jalan yang akan ditempuh sangat panjang, maka langkahkan kakimu satu langkah. Niscaya, jalan yang akan kamu tempuh sudah berkurang satu langkah. Kamu mengerti maksud saya?โ€
โ€œBaiklah paman, saya mengerti. Sepertinya saya harus belajar cara melalui jalan itu. Saya memang tidak bisa.โ€ kata si pemuda itu.
โ€œBagus, pelajaran pertama sudah kamu pahami. Jika tidak bisa, artinya kamu harus belajar dan secara bertahap. Namun ada satu pelajaran lagi yang harus kamu pahami sebelum kamu mengatakan tidak bisa.โ€ jelas si paman.
โ€œApa itu paman?โ€ si pemuda kembali penasaran.
โ€œSekarang, kita pergi ke jalan yang berat itu. Benarkah kamu tidak bisa?โ€ kata si paman.
โ€œSaya harus mencobanya?โ€ tanya si pemuda.
โ€œYa tentu saja, kamu harus mencobanya. Tapi, sebelum mencoba ada hal yang harus kamu perhatikan. Yuk, kita ke sana.โ€ ajak si paman.
Mereka pun langsung pergi menuju jalan yang berat, menanjak dengan sangat curam dan diapit oleh jurang-jurang yang dalam.
โ€œSekarang, kita duduk di warung kopi itu sambil ngopi.โ€ ajak si paman sambil menuju sebuah warung kopi. Di warung kopi itu, mereka bisa melihat jalan yang berat tersebut dan aktivitas yang ada di jalan tersebut. Mereka pun memesan kopi sambil memperhatikan jalan.
โ€œLihat itu!โ€ kata si paman, sambil menujuk ke seseorang yang berjalan, mendaki jalan yang dikatakan berat itu sambil memikul dua karung besar berisi rumput.
Si pemuda pun itu langsung melihat orang tersebut.
โ€œKamu tahu? Dia hampir setiap hari melalui jalan terjal itu untuk mengangkut rumput yang cukup berat. Ya, sekitar 50 kg.โ€ kata si paman.
โ€œSekarang saya mengerti paman. Jika si bapak yang mengangkut rumput saja bisa, maka saya yang tanpa beban pasti bisa.โ€ kata si pemuda dengan penuh antusias.
โ€œItu maksud paman, kamu pasti bisa. Tapi ada yang salah.โ€ kata si paman sambil tersenyum.
โ€œApa yang salah paman?โ€ kata si pemuda kaget. Dia sudah merasa cerdas, tetapi masih ada yang salah.
โ€œYang mengangkut rumput itu bukan bapak-bapak, tetapi dia bibi Mirnah yang usianya seumur paman (51 tahun). Dia teman paman.

Label: ,

Rabu, 07 Oktober 2015

KEUTAMAAN DAN KEISTIMEWAAN BULAN MUHARRAM


1.    Penamaan Bulan Ini
Kata Muharram secara bahasa, berarti diharamkan. Abu โ€˜Amr ibn Al โ€˜Alaa berkata, โ€œDinamakan bulan Muharram karena peperangan(jihad) diharamkan pada bulan tersebutโ€; jika saja jihad yang disyariatkan lalu hukumnya menjadi terlarang pada bulan tersebut maka hal ini bermakna perbuatan-perbuatan yang secara asal telah dilarang oleh Allah Taโ€™ala memiliki penekanan pengharaman untuk lebih dihindari secara khusus pada bulan ini. Pada bulan ini Allah melarang umatnya untuk tidak melakukan perbuatan yang dilarang-Nya. Seperti misalnya berperang, seperti yang telah dilakukan oleh orang-orang kuraisy sebelum datangnya agama Islam.
2.    Beberapa Keutamaan Bulan Muharram
a.     Bulan Muharram Merupakan Salah Satu Diantara Bulan-Bulan Haram
Allah Taโ€™ala berfirman:
ุฅูู†ู‘ูŽ ุนูุฏู‘ูŽุฉูŽ ุงู„ุดู‘ูู‡ููˆุฑู ุนูู†ู’ุฏูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุงุซู’ู†ูŽุง ุนูŽุดูŽุฑูŽ ุดูŽู‡ู’ุฑู‹ุง ูููŠ ูƒูุชูŽุงุจู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ูŠูŽูˆู’ู…ูŽ ุฎูŽู„ูŽู‚ูŽ ุงู„ุณู‘ูŽู…ูŽูˆูŽุงุชู ูˆูŽุงู„ู’ุฃูŽุฑู’ุถูŽ ู…ูู†ู’ู‡ูŽุง ุฃูŽุฑู’ุจูŽุนูŽุฉูŒ ุญูุฑูู…ูŒ ุฐูŽู„ููƒูŽ ุงู„ุฏู‘ููŠู†ู ุงู„ู’ู‚ูŽูŠู‘ูู…ู ููŽู„ูŽุง ุชูŽุธู’ู„ูู…ููˆุง ูููŠู‡ูู†ู‘ูŽ ุฃูŽู†ู’ููุณูŽูƒูู…ู’ ูˆูŽู‚ูŽุงุชูู„ููˆุง ุงู„ู’ู…ูุดู’ุฑููƒููŠู†ูŽ ูƒูŽุงูู‘ูŽุฉู‹ ูƒูŽู…ูŽุง ูŠูู‚ูŽุงุชูู„ููˆู†ูŽูƒูู…ู’ ูƒูŽุงูู‘ูŽุฉู‹ ูˆูŽุงุนู’ู„ูŽู…ููˆุง ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ู…ูŽุนูŽ ุงู„ู’ู…ูุชู‘ูŽู‚ููŠู†ูŽ
โ€œSesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya; dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.โ€ (Q.S. at Taubah :36).
Pada ayat ini menerangkan kepada kita bahwa setelah penciptaan langit dan bumi Allah menciptakan bulan yang berjumlah 12 bulan yang mana bulan tersebut merupakan bulan tahun Hijriah. Dalam bulan-bulan tersebut terdapat 4 bulan yang paling istimewa diantara bulan yang lainnya, salah satunya adalah bulan Muharram. Pada bulan Muharram Allah mengharamkan umat islam melakukan perbuatan yang dilarang, (membunuh, berperang). Tetapi disana juga menjelaskan bahwa orang muslim harus memerangi orang kafir yang selalu mengajak kepada kehancuran. Yang dilakukan orang kafir, adalah bukan karena ingin merampas harta seperti yang dilakukan sebelum datangnya islam, merebut kekuasaan, balas dendam seperti yang telah dialami ketika umat islam mengusir orang kafir untuk meninggalkan Makkah dan Madinah, tetapi mereka menginginkan agama Islam hancur.
Salah seorang ahli tafsir dari kalangan tabiโ€™in yaitu Qatadah bin Diโ€™amah Sadusi rahimahulloh menyatakan, โ€œAmal sholeh lebih besar pahalanya jika dikerjakan di bulan-bulan haram sebagaimana kezholiman di bulan-bulan haram lebih besar dosanya dibandingkan dengan kezholiman yang dikerjakan di bulan-bulan lain meskipun secara umum kezholiman adalah dosa yang besar.โ€
Di sinilah yang menjadi pokok pada bulan Muharram, bahwa diharamkan umat-Nya melakukankan berperang atau membunuh pada bulan-bulan istimewa tersebut, karena apabila melanggarnya, maka dosanya akan dilipat gandakan dari bulan-bulan yang lain. Dengan adanya larang tersebut berarti Allah juga akan memberikan pahala bagi umat-Nya yang mengerjakan alaman seperti yang disunahkan.
Dalam hadis yang diriwayatkan dari sahabat Abu Bakrah radhiyallohu anhu, Rasulullah shallallohu โ€˜alaihi wasallam menjelaskan keempat bulan haram yang dimaksud :
ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ุฒู‘ูŽู…ูŽุงู†ูŽ ู‚ูŽุฏู’ ุงุณู’ุชูŽุฏูŽุงุฑูŽ ูƒูŽู‡ูŽูŠู’ุฆูŽุชูู‡ู ูŠูŽูˆู’ู…ูŽ ุฎูŽู„ูŽู‚ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุงู„ุณู‘ูŽู…ูŽูˆูŽุงุชู  ูˆูŽุงู„ู’ุฃูŽุฑู’ุถูŽ ุงู„ุณู‘ูŽู†ูŽุฉู ุงุซู’ู†ูŽุง ุนูŽุดูŽุฑูŽ ุดูŽู‡ู’ุฑู‹ุง ู…ูู†ู’ู‡ูŽุง ุฃูŽุฑู’ุจูŽุนูŽุฉูŒ ุญูุฑูู…ูŒ ุซูŽู„ูŽุงุซูŒ ู…ูุชูŽูˆูŽุงู„ููŠูŽุงุชูŒ ุฐููˆ ุงู„ู’ู‚ูŽุนู’ุฏูŽุฉู ูˆูŽุฐููˆ ุงู„ู’ุญูุฌู‘ูŽุฉู ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุญูŽุฑู‘ูŽู…ู ูˆูŽุฑูŽุฌูŽุจู ู…ูุถูŽุฑูŽ ุงู„ู‘ูŽุฐููŠ ุจูŽูŠู’ู†ูŽ ุฌูู…ูŽุงุฏูŽู‰  ูˆูŽุดูŽุนู’ุจูŽุงู†ูŽ
โ€œSesungguhnya zaman itu berputar sebagaimana bentuknya semula di waktu Allah menciptakan langit dan bumi. Setahun itu ada dua belas bulan diantaranya terdapat empat bulan yang dihormati : 3 bulan berturut-turut; Dzulqaโ€™dah, Dzulhijjah dan Muharram serta satu bulan yang terpisah yaitu Rajab Mudhar, yang terdapat diantara bulan Jumada Akhiroh dan Syaโ€™ban.โ€ [ HR. Bukhari (3197) dan Muslim(1679) ]
Para ulama bersepakat bahwa keempat bulan haram tersebut memiliki keutamaan dibandingkan dengan bulan-bulan yang lain selain Ramadhan, namun demikian mereka berbeda pendapat, bulan apakah yang paling afdhal diantara keempat bulan haram yang ada ? Imam Hasan Al Bashri rahimahulloh dan beberapa ulama lainnya berkata, โ€œSesungguhnya Allah telah memulai  waktu yang setahun dengan bulan haram (Muharram) lalu menutupnya juga dengan bulan haram (Dzulhijjah) dan tidak ada bulan dalam setahun setelah bulan Ramadhan yang lebih agung di sisi Allah melebihi bulan Muharramโ€ (3).
b.     Bulan Muharram disifatkan sebagai Bulan Allah
Kedua belas bulan yang ada adalah makhluk ciptaan Allah, akan tetapi bulan Muharram meraih keistimewaan khusus karena hanya bulan inilah yang disebut sebagai โ€œsyahrullahโ€ (Bulan Allah). Rasulullah shallallohu alaihi wasallam bersabda :
ุฃูŽูู’ุถูŽู„ู ุงู„ุตู‘ููŠูŽุงู…ู ุจูŽุนู’ุฏูŽ ุฑูŽู…ูŽุถูŽุงู†ูŽ ุดูŽู‡ู’ุฑู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุงู„ู’ู…ูุญูŽุฑู‘ูŽู…ู ูˆูŽุฃูŽูู’ุถูŽู„ู ุงู„ุตู‘ูŽู„ูŽุงุฉู  ุจูŽุนู’ุฏูŽ ุงู„ู’ููŽุฑููŠุถูŽุฉู ุตูŽู„ูŽุงุฉู ุงู„ู„ู‘ูŽูŠู’ู„ู
โ€œPuasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah (yaitu) Muharram. Sedangkan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malamโ€.[ H.R. Muslim (11630) dari sahabat Abu Hurairah radhiyallohu anhu]
Hadits ini mengindikasikan adanya keutamaan khusus yang dimiliki bulan Muharram karena disandarkan kepada lafzhul Jalalah (lafazh Allah). Para Ulama telah menerangkan bahwa ketika suatu makhluk  disandarkan pada lafzhul Jalalah maka itu mengindikasikasikan tasyrif (pemuliaan) terhadap makhluk tersebut, sebagaimana istilah baitullah (rumah Allah) bagi mesjid atau lebih khusus Kaโ€™bah dan naqatullah (unta Allah) istilah bagi unta nabi Sholeh โ€˜alaihis salam dan lain sebagainya.
Al Hafizh Abul Fadhl Al โ€˜Iraqy rahimahulloh menjelaskan, โ€œApa hikmah dari penamaan Muharram sebagai syahrulloh (bulan Allah) sementara seluruh bulan milik Allah ? Mungkin dijawab bahwa hal itu dikarenakan bulan Muharram termasuk diantara bulan-bulan haram yang Allah diharamkan padanya berperang, disamping itu bulan Muharram adalah bulan perdana dalam setahun maka disandarkan padanya lafzhul Jalalah (lafazh Allah) sebagai bentuk pengkhususan baginya dan tidak ada bulan lain yang Nabi Muhammad shallallohu alaihi wasallam sandarkan kepadanya lafzhul Jalalah melainkan bulan Muharramโ€ (4)
As Suyuthi mengatakan: Dinamakan syahrullah โ€“ sementara bulan yang lain tak mendapat gelar ini โ€“ karena nama bulan ini โ€œAl Muharramโ€ nama nama islami. Berbeda dgn bulan-bulan lainnya. Nama-nama bulan lainnya sudah ada di zaman jahiliyah. Sementara dulu, orang jahiliyah menyebut bulan Muharram ini dgn nama : Shafar Awwal. Kemudian ketika islam datanng, Allah ganti nama bulan ini dgn Al Muharram, sehingga nama bulan ini Allah sandarkan kepada dirinya (Syahrullah). (5)
Bulan ini juga sering dinamakan: Syahrullah Al Asham (Bulan Allah yang Sunyi). Dinamakan demikian, karena sangat terhormatnya bulan ini (6). karena itu, tak boleh ada sedikitpun riak & konflik di bulan ini.
3.    Amalan Yang Dianjurkan di Bulan Muharram
Sebagaimana telah disebutkan di atas dari perkataan Qatadah rahimahulloh bahwa amalan sholeh dilipatgandakan pahalanya di bulan-bulan haram, dengan demikian secara umum segala jenis kebaikan dianjurkan untuk diperbanyak dan ditingkatkan kualitasnya di bulan Muharram. Adapun ibadah yang dianjurkan secara khusus pada bulan ini adalah memperbanyak puasa sunnah sebagaimana yang  telah disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallohu โ€˜anhu, beliau berkata Rasulullah shallallohu alaihi wasallam bersabda,
ุฃูŽูู’ุถูŽู„ู ุงู„ุตู‘ููŠูŽุงู…ู ุจูŽุนู’ุฏูŽ ุฑูŽู…ูŽุถูŽุงู†ูŽ ุดูŽู‡ู’ุฑู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุงู„ู’ู…ูุญูŽุฑู‘ูŽู…ู ูˆูŽุฃูŽูู’ุถูŽู„ู ุงู„ุตู‘ูŽู„ูŽุงุฉู  ุจูŽุนู’ุฏูŽ ุงู„ู’ููŽุฑููŠุถูŽุฉู ุตูŽู„ูŽุงุฉู ุงู„ู„ู‘ูŽูŠู’ู„ู
โ€œPuasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah (yaitu) Muharram dan shalat yang paling utama setelah puasa wajib adalah sholat lailโ€    [ HR. Muslim(11630) ]
Mulla Al Qariโ€™ menyebutkan bahwa hadits di atas sebagai dalil anjuran berpuasa di seluruh hari bulan Muharram. Namun ada satu masalah yang kadang ditanyakan berkaitan dengan hadits ini yaitu, โ€˜Bagaimana memadukan antara hadits ini dengan hadits yang menyebutkan bahwa Nabi shallallohu alaihi wasallam memperbanyak puasa di bulan Syaโ€™ban yang menjadi bulannya Allah, bukan di bulan Muharram? Imam Nawawi rahimahullah telah menjawab pertanyaan ini, beliau mengatakan boleh  jadi Rasulullah shallallohu alaihi wasallam belum mengetahui keutamaan puasa Muharram kecuali di akhir hayat beliau atau mungkin ada saja beberapa udzur yang menghalangi beliau untuk memperbanyak berpuasa di bulan Muharram seperti beliau mengadakan safar atau sakit (7).
Kemudian anjuran berpuasa di bulan Muharram ini lebih dikhususkan dan ditekankan hukumnya pada hari yang dikenal dengan istilah Yaumul โ€˜Asyuro, yaitu pada tanggal sepuluh bulan Muharram (โ€˜asyuro). โ€˜Asyuro berasal dari kata โ€˜Asyarah yang berarti sepuluh. Pada hari โ€˜Asyuro ini, Rasulullah shallahu alaihi wasallam mengajarkan kepada umatnya untuk melaksanakan satu bentuk ibadah dan ketundukan kepada Allah Taโ€™ala yaitu ibadah puasa, yang kita kenal dengan puasa Asyuro.
 4.    Hadits-Hadits Disyariatkannya Puasa โ€˜Asyuro
Adapun hadis-hadis yang menjadi dasar ibadah puasa tersebut banyak, kami akan sebutkan diantaranya  dengan pengklasifikasian sebagai berikut:
Kaum Yahudi juga berpuasa di hari Asyuro bahkan menjadikannya sebagai Ied (hari raya)
ุนูŽู†ู’ ุงุจู’ู†ู ุนูŽุจู‘ูŽุงุณู ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ูู…ูŽุง ู‚ูŽุงู„ูŽ ู‚ูŽุฏูู…ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุงู„ู’ู…ูŽุฏููŠู†ูŽุฉูŽ ููŽุฑูŽุฃูŽู‰ ุงู„ู’ูŠูŽู‡ููˆุฏูŽ ุชูŽุตููˆู…ู ูŠูŽูˆู’ู…ูŽ ุนูŽุงุดููˆุฑูŽุงุกูŽ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ู…ูŽุง ู‡ูŽุฐูŽุง ู‚ูŽุงู„ููˆุง ู‡ูŽุฐูŽุง ูŠูŽูˆู’ู…ูŒ ุตูŽุงู„ูุญูŒ  ู‡ูŽุฐูŽุง ูŠูŽูˆู’ู…ูŒ ู†ูŽุฌู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุจูŽู†ููŠ ุฅูุณู’ุฑูŽุงุฆููŠู„ูŽ ู…ูู†ู’ ุนูŽุฏููˆู‘ูู‡ูู…ู’ ููŽุตูŽุงู…ูŽู‡ู ู…ููˆุณูŽู‰ ู‚ูŽุงู„ูŽ ููŽุฃูŽู†ูŽุง ุฃูŽุญูŽู‚ู‘ู ุจูู…ููˆุณูŽู‰ ู…ูู†ู’ูƒูู…ู’ ููŽุตูŽุงู…ูŽู‡ู ูˆูŽุฃูŽู…ูŽุฑูŽ ุจูุตููŠูŽุงู…ูู‡ู
Ibnu Abbas radhiyallohu anhuma berkata : Ketika Rasulullah shallallohu alaihi wasallam. tiba di Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada hari โ€˜ Asyura, maka Beliau bertanya : โ€œHari apa ini?. Mereka menjawab, โ€œIni adalah hari istimewa, karena pada hari ini Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuhnya, Karena itu Nabi Musa berpuasa pada hari ini. Rasulullah shallallohu alaihi wasallam pun bersabda, โ€œAku lebih berhak terhadap Musa daripada kalianโ€œ. Maka beliau berpuasa dan memerintahkan shahabatnya untuk berpuasa di tahun yang akan datang. [H.R. Bukhari (1865) dan Muslim(1910) ]
Hadis lain menjelaskan:
ุนูŽู†ู’ ุฃูŽุจููŠ ู…ููˆุณูŽู‰ ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ู ู‚ูŽุงู„ูŽ ูƒูŽุงู†ูŽ ูŠูŽูˆู’ู…ู ุนูŽุงุดููˆุฑูŽุงุกูŽ ูŠูŽูˆู’ู…ู‹ุง ุชูุนูŽุธู‘ูู…ูู‡ู ุงู„ู’ูŠูŽู‡ููˆุฏู ูˆูŽุชูŽุชู‘ูŽุฎูุฐูู‡ู ุนููŠุฏู‹ุง ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุตููˆู…ููˆู‡ู ุฃูŽู†ู’ุชูู…ู’
Dari Abu Musa radhiyallohu anhu berkata, โ€œHari โ€˜Asyuro adalah hari yang diagungkan oleh orang Yahudi dan mereka menjadikannya sebagai hari raya, maka Rasulullah shallallohu alaihi wasallam bersabda (kepada ummatnya), โ€œBerpuasalah kalian (pada hari itu)โ€ [HR. Bukhari (1866) dan Muslim(1912), lafal hadits ini menurut periwayatan imam Muslim)
Kaum Quraiys di zaman Jahiliyah juga berpuasa Asyuro dan puasa ini diwajibkan atas kaum muslimin sebelum kewajiban puasa Ramadhan
ุนูŽู†ู’ ุนูŽุงุฆูุดูŽุฉูŽ ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ูŽุง ู‚ูŽุงู„ูŽุชู’ ูƒูŽุงู†ูŽ ูŠูŽูˆู’ู…ู ุนูŽุงุดููˆุฑูŽุงุกูŽ ุชูŽุตููˆู…ูู‡ู ู‚ูุฑูŽูŠู’ุดูŒ ูููŠ ุงู„ู’ุฌูŽุงู‡ูู„ููŠู‘ูŽุฉู ูˆูŽูƒูŽุงู†ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ูŠูŽุตููˆู…ูู‡ู ููŽู„ูŽู…ู‘ูŽุง ู‚ูŽุฏูู…ูŽ ุงู„ู’ู…ูŽุฏููŠู†ูŽุฉูŽ ุตูŽุงู…ูŽู‡ู ูˆูŽุฃูŽู…ูŽุฑูŽ ุจูุตููŠูŽุงู…ูู‡ู  ููŽู„ูŽู…ู‘ูŽุง ููุฑูุถูŽ ุฑูŽู…ูŽุถูŽุงู†ู ุชูŽุฑูŽูƒูŽ ูŠูŽูˆู’ู…ูŽ ุนูŽุงุดููˆุฑูŽุงุกูŽ ููŽู…ูŽู†ู’ ุดูŽุงุกูŽ ุตูŽุงู…ูŽู‡ู ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ุดูŽุงุกูŽ ุชูŽุฑูŽูƒูŽู‡ู . ู…ุชูู‚ ุนู„ูŠู‡.
Dari Aisyah radhiyallohu anha berkata, Kaum Qurays pada masa Jahiliyyah juga berpuasa di hari โ€˜Asyuro dan Rasulullah shallallohu alaihi wasallam juga berpuasa pada hari itu, ketika beliau telah tiba di Medinah maka beliau tetap mengerjakannya dan memerintahkan ummatnya untuk berpuasa. Setelah puasa Ramadhan telah diwajibkan beliau pun meninggalkan (kewajiban) puasa โ€˜Asyuro, seraya bersabda, โ€œBarangsiapa yang ingin berpuasa maka silakan tetap berpuasa dan barangsiapa yang tidak ingin berpuasa maka tidak mengapaโ€ [ HR. Bukhari (1863) dan Muslim(1897) ]
ุนู† ุนูŽุจู’ุฏ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุจู’ู† ุนูู…ูŽุฑูŽ ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ูู…ูŽุง ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุฃูŽู‡ู’ู„ูŽ ุงู„ู’ุฌูŽุงู‡ูู„ููŠู‘ูŽุฉู  ูƒูŽุงู†ููˆุง ูŠูŽุตููˆู…ููˆู†ูŽ ูŠูŽูˆู’ู…ูŽ ุนูŽุงุดููˆุฑูŽุงุกูŽ  ูˆูŽุฃูŽู†ู‘ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุตูŽุงู…ูŽู‡ู ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุณู’ู„ูู…ููˆู†ูŽ ู‚ูŽุจู’ู„ูŽ ุฃูŽู†ู’ ูŠููู’ุชูŽุฑูŽุถูŽ ุฑูŽู…ูŽุถูŽุงู†ู ููŽู„ูŽู…ู‘ูŽุง ุงูู’ุชูุฑูุถูŽ ุฑูŽู…ูŽุถูŽุงู†ู  ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุฅูู†ู‘ูŽ ุนูŽุงุดููˆุฑูŽุงุกูŽ ูŠูŽูˆู’ู…ูŒ ู…ูู†ู’ ุฃูŽูŠู‘ูŽุงู…ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ููŽู…ูŽู†ู’ ุดูŽุงุกูŽ ุตูŽุงู…ูŽู‡ู ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ุดูŽุงุกูŽ ุชูŽุฑูŽูƒูŽู‡ู (ุฑูˆุงู‡ ู…ุณู„ู…)
Dari Abdullah bin Umar radhiyallohu anhuma bahwa kaum Jahiliyah dulu berpuasa Asyuro dan Rasulullah shallallohu alaihi wasallam serta kaum muslimin juga berpuasa sebelum diwajibkan puasa Ramadhan, Rasulullah shallallohu alaihi wasallam bersabda, โ€œSesungguhnya hari โ€˜Asyuro termasuk hari-hari Allah, barangsiapa ingin maka berpuasalah dan siapa yang ingin meninggalkan maka bolehโ€ [ HR. Muslim(1901) ]
Perhatian Rasulullah shallallohu alaihi wa sallam dan para sahabat ridwanullohi alaihim ajmain yang begitu besar terhadap puasa โ€˜Asyuro
ุนูŽู†ู’ ุงุจู’ู†ู ุนูŽุจู‘ูŽุงุณู ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ูู…ูŽุง ู‚ูŽุงู„ูŽ ู…ูŽุง ุฑูŽุฃูŽูŠู’ุชู ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ูŽ ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ูŠูŽุชูŽุญูŽุฑู‘ูŽู‰ ุตููŠูŽุงู…ูŽ ูŠูŽูˆู’ู…ู ููŽุถู‘ูŽู„ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุบูŽูŠู’ุฑูู‡ู ุฅูู„ู‘ูŽุง ู‡ูŽุฐูŽุง ุงู„ู’ูŠูŽูˆู’ู…ูŽ ูŠูŽูˆู’ู…ูŽ ุนูŽุงุดููˆุฑูŽุงุกูŽ ูˆูŽู‡ูŽุฐูŽุง ุงู„ุดู‘ูŽู‡ู’ุฑูŽ ูŠูŽุนู’ู†ููŠ ุดูŽู‡ู’ุฑูŽ ุฑูŽู…ูŽุถูŽุงู†ูŽ
โ€œAku tidak pernah melihat Rasulullah shallallohu alaihi wasallam, berupaya keras untuk puasa pada suatu hari melebihi yang lainnya kecuali pada hari ini, yaitu hari โ€˜Asyura dan bulan ini yaitu Ramadhan.โ€ [ H.R. Bukhari (1867) dan Muslim(1914) ]
ุนูŽู†ู’ ุงู„ุฑู‘ูุจูŽูŠู‘ูุนู ุจูู†ู’ุชู ู…ูุนูŽูˆู‘ูุฐู ุจู’ู†ู ุนูŽูู’ุฑูŽุงุกูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽุชู’ ุฃูŽุฑู’ุณูŽู„ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุบูŽุฏูŽุงุฉูŽ ุนูŽุงุดููˆุฑูŽุงุกูŽ ุฅูู„ูŽู‰ ู‚ูุฑูŽู‰ ุงู„ู’ุฃูŽู†ู’ุตูŽุงุฑู ุงู„ู‘ูŽุชููŠ ุญูŽูˆู’ู„ูŽ ุงู„ู’ู…ูŽุฏููŠู†ูŽุฉู ู…ูŽู†ู’ ูƒูŽุงู†ูŽ ุฃูŽุตู’ุจูŽุญูŽ ุตูŽุงุฆูู…ู‹ุง ููŽู„ู’ูŠูุชูู…ู‘ูŽ ุตูŽูˆู’ู…ูŽู‡ู ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ูƒูŽุงู†ูŽ ุฃูŽุตู’ุจูŽุญูŽ ู…ููู’ุทูุฑู‹ุง ููŽู„ู’ูŠูุชูู…ู‘ูŽ ุจูŽู‚ููŠู‘ูŽุฉูŽ ูŠูŽูˆู’ู…ูู‡ู ููŽูƒูู†ู‘ูŽุง ุจูŽุนู’ุฏูŽ ุฐูŽู„ููƒูŽ ู†ูŽุตููˆู…ูู‡ู ูˆูŽู†ูุตูŽูˆู‘ูู…ู ุตูุจู’ูŠูŽุงู†ูŽู†ูŽุง ุงู„ุตู‘ูุบูŽุงุฑูŽ ู…ูู†ู’ู‡ูู…ู’ ุฅูู†ู’ ุดูŽุงุกูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ูˆูŽู†ูŽุฐู’ู‡ูŽุจู ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู’ู…ูŽุณู’ุฌูุฏู ููŽู†ูŽุฌู’ุนูŽู„ู ู„ูŽู‡ูู…ู’ ุงู„ู„ู‘ูุนู’ุจูŽุฉูŽ ู…ูู†ู’ ุงู„ู’ุนูู‡ู’ู†ู ููŽุฅูุฐูŽุง ุจูŽูƒูŽู‰ ุฃูŽุญูŽุฏูู‡ูู…ู’ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ุทู‘ูŽุนูŽุงู…ู ุฃูŽุนู’ุทูŽูŠู’ู†ูŽุงู‡ูŽุง ุฅููŠู‘ูŽุงู‡ู ุนูู†ู’ุฏูŽ ุงู„ู’ุฅููู’ุทูŽุงุฑู
Dari Rubaiโ€™ bintu Muโ€™awwidz bin โ€˜Afraโ€™ radhiyallohu โ€˜anha berkata, Nabi Muhammad shallallohu alaihi wasallam di pagi hari Asyuro mengutus ke perkampungan kaum Anshar yang berada di sekitar Medinah (pesan), โ€œBarangsiapa yang tidak berpuasa hari itu hendaknya menyempurnakan sisa waktu di hari itu dengan berpuasa dan barangsiapa yang berpuasa maka hendaknya melanjutkan puasanyaโ€. Rubaiโ€™ berkata, โ€œMaka sejak itu kami berpuasa pada hari โ€˜Asyuro dan menyuruh anak-anak kami berpuasa dan kami buatkan untuk mereka permainan yang terbuat dari kapas lalu jika salah seorang dari mereka menangis  karena ingin makan maka kami berikan kepadanya permainan tersebut hingga masuk waktu berbuka puasaโ€ [ HR. Bukhari (1960) dan Muslim (1136), redaksi hadits ini menurut periwayatan Imam Muslim ]
 5.    Keutamaan Puasa Asyuro
ุนูŽู†ู’ ุฃูŽุจููŠ ู‚ูŽุชูŽุงุฏูŽุฉูŽ ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ูŽ ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ  ู‚ูŽุงู„ูŽ ุตููŠูŽุงู…ู ูŠูŽูˆู’ู…ู ุนูŽุงุดููˆุฑูŽุงุกูŽ ุฅูู†ู‘ููŠ ุฃูŽุญู’ุชูŽุณูุจู ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุฃูŽู†ู’ ูŠููƒูŽูู‘ูุฑูŽ ุงู„ุณู‘ูŽู†ูŽุฉูŽ ุงู„ู‘ูŽุชููŠ ู‚ูŽุจู’ู„ูŽู‡ู
Dari Abu Qatadah radhiyallohu anhu bahwa Nabi Muhammad shallallohu alaihi wasallam bersabda, โ€œPuasa hari โ€˜Asyuro aku berharap kepada Allah akan menghapuskan dosa tahun laluโ€ [ HR. Tirmidzi (753), Ibnu Majah (1738) dan Ahmad(22024). Hadits semakna dengan ini juga diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Shohih beliau (1162) ]
 a.     Bagi yang ingin berpuasa โ€˜Asyuro hendaknya berpuasa juga sehari sebelumnya
Ibnu Abbas radhiyallohu โ€˜anhuma berkata : Ketika Rasulullah shallallohu alaihi wasallam berpuasa pada hari โ€˜Asyura dan memerintahkan kaum muslimin berpuasa, mereka (para shahabat) menyampaikan, โ€œYa Rasulullah ini adalah hari yang diagungkan Yahudi dan Nasraniโ€. Maka Rasulullah shallallohu alaihi wasallam pun bersabda:
ููŽุฅูุฐูŽุง ูƒูŽุงู†ูŽ ุงู„ู’ุนูŽุงู…ู ุงู„ู’ู…ูู‚ู’ุจูู„ู ุฅูู†ู’ ุดูŽุงุกูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูู…ู’ู†ูŽุง ุงู„ู’ูŠูŽูˆู’ู…ูŽ ุงู„ุชู‘ูŽุงุณูุนูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ููŽู„ูŽู…ู’ ูŠูŽุฃู’ุชู ุงู„ู’ุนูŽุงู…ู ุงู„ู’ู…ูู‚ู’ุจูู„ู ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ุชููˆููู‘ููŠูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ
โ€œJika tahun depan insya Allah (kita bertemu kembali dengan bulan Muharram), kita akan berpuasa juga pada hari kesembilan (tanggal sembilan).โ€œ
Akan tetapi belum tiba Muharram tahun depan hingga Rasulullah shallallohu alaihi wasallam wafat di tahun tersebut [ HR. Muslim (1134) ]
ุนูŽู†ู’ ุงุจู’ู†ู ุนูŽุจู‘ูŽุงุณู ุฃูŽู†ู‘ูŽู‡ู ู‚ูŽุงู„ูŽ ุตููˆู…ููˆุง ุงู„ุชู‘ูŽุงุณูุนูŽ ูˆูŽุงู„ู’ุนูŽุงุดูุฑูŽ ูˆูŽุฎูŽุงู„ููููˆุง ุงู„ู’ูŠูŽู‡ููˆุฏูŽ
Ibnu Abbas radhiyallohu anhuma beliau berkata, โ€œBerpuasalah pada tanggal sembilan dan sepuluh Muharram, berbedalah dengan orang Yahudiโ€ [Diriwayatkan dengan sanad yang shohih oleh Baihaqi di As Sunan Al Kubro (8665) dan Ath Thobari di Tahdzib Al Aatsaar(1110)]
b.     Hukum Berpuasa Sehari Sesudah โ€˜Asyuro (tanggal 11 Muharram)
Imam Ibnu Qoyyim dalam kitab Zaadul Maโ€™aad setelah merinci dan menjelaskan riwayat-riwayat seputar puasa โ€˜Asyuro, beliau menyimpulkan : Ada tiga tingkatan berpuasa โ€˜Asyuro: Urutan pertama; dan ini yang paling sempurna adalah puasa tiga hari, yaitu puasa tanggal sepuluh ditambah sehari sebelum dan sesudahnya (9,10,11). Urutan kedua; puasa tanggal 9 dan 10. Inilah yang disebutkan dalam banyak hadits . Urutan ketiga, puasa tanggal 10 saja (8). Kesimpulan Ibnul Qayyim di atas didasari dengan sebuah hadits dari Ibnu Abbas radhiyallohu anhuma, Rasulullah shallallohu alaihi wasallam. bersabda :
ุตููˆู…ููˆุง ูŠูŽูˆู’ู…ูŽ ุนูŽุงุดููˆุฑูŽุงุกูŽ ูˆูŽุฎูŽุงู„ููููˆุง ูููŠู‡ู ุงู„ู’ูŠูŽู‡ููˆุฏูŽ ุตููˆู…ููˆุง ู‚ูŽุจู’ู„ูŽู‡ู ูŠูŽูˆู’ู…ู‹ุง ุฃูŽูˆู’ ุจูŽุนู’ุฏูŽู‡ู ูŠูŽูˆู’ู…ู‹ุง
โ€œPuasalah pada hari Asyuro, dan berbedalah dengan Yahudi dalam masalah ini, berpuasalah sehari sebelumnya atau sehari sesudahnya.โ€œ [HR. Imam Ahmad(2047), Ibnu Khuzaimah(2095) dan Baihaqi (8667)]
Namun hadits ini sanadnya lemah, Asy Syaikh Al Albani rahimahulloh menyatakan, โ€œHadits ini sanadnya lemah karena salah seorang perowinya yang bernama Muhammad bin Abdurrahman bin Abi Laila  jelek hafalannya, selain itu riwayatnya menyelisihi riwayat โ€˜Atho bin Abi Rabah dan selainnya yang juga meriwayatkan dengan sanad yang shohih bahwa ini adalah perkataan  Ibnu Abbas radhiyallohu anhuma sebagaimana yang disebutkan oleh Thahawi dan Baihaqi (9).
Dalam pandangan yang lain, hadist yang lemah boleh dilaksanakan, hal ini dikarenakan untuk memperkuat keimanan dan ketakwaan umat-Nya. Bereda dengan hadist yang menjelaskan tentang syariโ€™at. Maka hadist yang lemah tidak diperbolehkan untuk dijadikan sebagai landasan atau dasar.
Namun demikian puasa sebanyak tiga hari (9,10,dan 11 Muharram) dikuatkan oleh para ulama dengan dua alasan:
1)        Sebagai kehati-hatian, yaitu kemungkinan penetapan awal bulannya tidak tepat, maka puasa tanggal sebelasnya akan dapat memastikan bahwa seseorang mendapatkan puasa Tasuโ€™a (tanggal 9) dan Asyuro (tanggal 10).
2)        Dimasukkan dalam puasa tiga hari pertengahan bulan (Ayyamul bidh).
Adapun puasa tanggal 9 dan 10, pensyariatannya dinyatakan dalam hadis  yang shahih, dimana Rasulullah  shallallohu alaihi wasallam pada akhir hidup beliau sudah merencanakan untuk puasa pada tanggal 9, hanya saja beliau wafat sebelum melaksanakannya. Beliau juga telah memerintahkan para shahabat untuk berpuasa pada tanggal 9 dan tanggal 10 agar berbeda dengan ibadah orang-orang Yahudi.
Sedangkan puasa pada tanggal sepuluh saja; sebagian ulama memakruhkannya, meskipun sebagian ulama yang lain memandang tidak mengapa jika hanya berpuasa โ€˜Asyuro (tanggal 10) saja, wallohu aโ€™lam. Secara umum, hadits-hadis yang terkait dengan puasa Muharram menunjukkan anjuran Rasulullah shallallohu alaihi wasallam untuk melakukan puasa, sekalipun hukumnya tidak wajib tetapi sunnah muakkadah (sangat dianjurkan), dan tentunya kita sepatutnya berusaha untuk menghidupkan sunnah yang telah banyak dilalaikan oleh kaum muslimin.
 Keterangan:
  1. Tarikh Ad Dimasyq 1/51
  2. Tafsir Al Baghawi dan Tafsir Ibn Katsir
  3. Lathoif Al Maโ€™arif hal 36
  4. Hasyiah As Suyuthi โ€˜ala Sunan An Nasaai
  5. Syarh Suyuthi โ€˜Ala shahih Muslim, 3/252
  6. Lathaif al-Maโ€™arif, hal. 34
  7. Al Minhaj Syarah Shohih Muslim bin Hajjaj
  8. Zaadul Maโ€™aad 2/63
  9. Taโ€™liq Shohih Ibn Khuzaimah (3/290)

Label: ,